Content

Bangkitkan prestasi menjadi bangsa berekualitas melalui generasi muda berprestasi

Sabtu, 09 November 2013
Menurut pandangan sosiolog, usia muda menjadi puncak perkembangan seseorang. Kemampuan berpikir kaum muda barkembang sedemikian rupa sehingga mereka dengan mudah dapat membayangkan alternatif pemecahan masalah dengan kemungkinan akibat atau hasilnya. Bahkan mereka dapat berpikir multidimensional layaknya para ilmuan. Kaum muda adalah sosok individu yang kuat,tahan uji, dan memiliki semangat menggelora. Pemuda Indonesia mengikrarkan sumpah pemuda pada tanggal 28 Oktober 1928. Jenny M.T. Hardanto,guru besar Universitas Indonesia menyebutkan bahwa sumpah pemuda merupakan akumulasi perjuangan sejarah dalam periode penjajahan sejak Kebangkitan Nasional 1908. Ikrar yang diucapkan pada masa itu merupakan semangat nasionalisme yang memuat empat prinsip, yaitu kemandirian, kesetaraan, kemerdekaan, dan identitas. Remaja dan generasi muda merupakan bagian terbesar dari bangsa Indonesia. Oleh karena itu, generasi muda perlu memerhatikan keadaan diri dan perkembangan masyarakat di sekitarnya. Dalam beberapa hal, sikap ini dibutuhkan untuk menunjang keberhasilan. Bangsa Indonesia mengharapkan generasi muda yang mempunyai watak sosial tinggi, suka bergotong royang, dan memerhatikan kepentingan orang lain. Remaja ibarat intan yang belum diasah. Remaja masih belajar tentang identitas diri. Remaja masih perlu mengenal dirinya sendiri. Tidak mengherankan, jika remaja terpusat pada diri sendiri. Akan tetapi, sikap egois akan menghambat peran orang lain dalam perkembangan jiwanya. Remaja akan merasa bahwa dirinya dapat menjalani kehidupan dengan sendiri. Artinya, remaja tersebut telah melupakan kodratnya sebagai makhluk sosial sekaligus sebagai makhluk ekonomi. Lupa pada kodratmya sebagai makhluk sosial, mengakibatkan munculnya sikap tidak ramah terhadap lingkungan. Bahkan, jika sikap ini dibiarkan bisa menjadi jurang pemisah antara remaja dengan lingkungan sekitar. Untuk menjadi generasi muda yang berprestasi tidak semudah dengan kita membalikkan telapak tangan. Usia muda adalah usia pencarian jati diri sehingga banyak konflik yang dihadapi, baik konflik dalam dirinya maupun dengan orang lain. Dalam proses pencaharian jati diri, tarkadang generasi muda menyerap berbagai informasi dari pergaulan atau pertemanan, serta nilai-nilai baru dari media masa yang semua itu menjadi bagian dari bembentukan diri generasi muda. Meraih prestasi adalah sebuah proses. Ada langkah-langkah tertentu yang harus dilalui. Pada dasarnya tiap-tiap individu secara tidak sengaja terus mengembangkan dirinya dari waktu ke waktu. Misalnya, ketika kita naik sepeda, mengendarai motor, berenang, dan masih banyak contoh yang lainnya. Proses pencapaian prestasi seseorang memang tidak selalu mulus. Tokoh penemu yang paling berperan dalam peradaban manusia, Thomas Alva Edison, sepertinya lebih banyak menggunakan intelektualnya dibandingkan dengan emosinya, padahal ia menyebutkan bahwa keberhasilannya adalah hasil dari 1% bakat dan 99% kerja keras. Potensi adalah mengenai “ siapa saya?” dan kemampuan yang dimiliki untuk dapat menyelesaikan sesuatu yang baik. Pada dasarnya, setiap orang dibekali oleh Tuhan dengan potensi diri, tetapi kita sering tidak menyadarinya. Padahal jika kita tahu seberapa besar potensi yang ada pada diri kita, kita bisa mengembangkan kemampuan dan meraih banyak kesempatan untuk berprestasi. Agar tidak terjebak dengan pemahaman diri yang salah, mula-mula kita harus melakukan observasiuntuk mengenal diri. Alangkah sulitnya seseorang yang ingin berkembang tetapi tidak mengenal dirinya sendiri. “mengenal kekuatan dan kelemahan diri sendiri sekaligus mengetahui kekuatan dan kelemahan lawan, maka 100 kali berperang 100 kali menang. Sementara, mengetahui kekuatan dan kelemahan diri sendiri tetapi tidak mengetahui kekuatan dan kelemahan lawan, maka 100 kali barperang, 50 kali menang 50 kali kalah. Sebaliknya, tidak tahu kekuatan dan kelemahan diri sendiri maupun kekuatan dan kelemahan lawan, maka 100 kali berperang 100 kali pasti kalah.”(strategi perang Sun Tzu). Ada beberapa sikap yang menghambat untuk menjadi bangsa berkualitas melalui generasi muda berprestasi :

  1. Tidak mampu mengatur diri
  2.  Nilai pribadi yang tidak jelas
  3.  Pribadi yang kerdil
  4.  Memiliki kreativitas yang rendah
  5.  Kemampuan manajerial rendah
  6.  Kemampuan interpersonal rendah

Farid Firmansyah berhasil menjadi juara dalam kategori kelompok umur 15 Tahun pada kejuaraan catur pelajar dunia “wor!d school chess championship” yang berlangsung di Halkidiki, Yunani, pada tanggal 28 April hingga 5 Mei 2007. Setiap orang memiliki potensi untuk maju dan berkembang. Artinya, remaja memiliki tugas untuk membuktikan bahwa dirinya sebagai sosok yang memiliki kemampuan. Berilah semangat pada diri sendiri, “saya bisa, saya mampu”. Semangat yang inilah yang dapat menghipnotismu bahwa kita dapat melakukan sesuatu. Dengan demikian, kita akan lebih memiliki rasa percaya diri yang tinggi. Selain itu, agar kamu memiliki rasa percaya diri yang lebih kuat, kita harus menghadapi masalah yang datang dari lingkungan sekitar. Kondisi ini akan mendorong kita untuk memiliki perasaan positif terhadap diri sendiri. Bakat merupakan dari faktor bawaan dan pengaruh lingkungan. Apabila seseorang terlahir dengan suatu bakat khusus, jika dididik dan di latih, bakat akan menjadi sebuah prestasi. Untuk mengembangkan bakat menjadi prestasi bakat dibutuhkan motivasi kuat yang disebut minat, yaitu kebebasan seseorang memilih segala sesuatu yang disukai, disenangi, dan ingin dilakukan. Selain bakat, prestasi seseorang ditentukan oleh kepribadiannya. Apabila kepribadian seseorang tidak positif, prestasi yang bersangkutan tidak akan sukses, walaupun faktor pendukung kesuksesan yang lain dimilikinya. Menurut Dale Carniegie, ada tiga faktor yang bisa mendukung kesuksesan seseorang, yaitu ilmu pengetahuan (knowlegde), keterampilan(skill), dan sikap (behaviour). Ada sepuluh cara jitu meningkatkan prestasi di sekolah yaitu :

  1. Jadilah seorang pemimpin
  2.  Mendengarkan penjelasan guru dengan baik
  3. Jangan malu untuk bertanya
  4.  Kerjakan pekerjaan rumah dengan baik
  5.  Ulangi pelajaran yang telah diberikan di sekolah
  6. Jaga keseimbangan aktivitas
  7.  Banyak berlatih pelajaran yang kurang disuka]
  8. iIkutilah kegiatan ekstrakurikuler yang di senangi
  9.  Carilah seorang pembimbing yang baik, yang bisa mengajarimu

Bansa Indonesia sering dianggap “sebelah mata” oleh bangsa-bangsa lain karena keadaan ekonomi yang masih terpuruk, bencana alam, korupsi yang merajalela, dan rendahnya daya saing di berbagai bidang kehidupan. Kondisi ini terkadang membuat banyak kalangan pesimis bahwa bangsa ini mampu menghadapi era globalisasi yang ditandai dengan persaingan yang tinggi. Akan tetapi, bangsa ini tidak boleh putus harapan karena masih banyak generasi muda yang berprestasi di bidang kehidupan. Mereka menjadi semangat sekaligus inspirasi bagi generasi muda yang lain untuk terus meningkatkan kualitas diri. “Belajar adalah benang yang membujur dan pengalaman adalah benang-benang yang melintang dalam membuat suatu tenunan pengetahuan praktis”(Herold Sherman).

Karya : Intan Asmatud Dianah J (Members Of Reelve312 Community)

Comments
0 Comments

0 komentar:

Posting Komentar

Labels

Reelve-Center

Portal Reelve